Family 3

Family 3
Just The Four of Us

Sunday, April 16, 2017

Kuasa Yang Menentukan

(Refleksi Paskah 2017)
oleh Johanes Anton Witono

Gambar : Tablo Kisah Sengsara Yesus Kristus di Gereja Regina Pacis, Balikpapan

Paskah merupakan peringatan Kebangkitan Yesus Kristus. Namun, tahun ini, selain kurban, wafat dan kebangkitan Tuhan, saya juga mendapatkan refleksi lain yang berkaitan dengan Paskah yaitu tentang Kuasa. Refleksi ini saya dapatkan diantara mengikuti prosesi Tablo menjelang Jumat Agung.

Pada kisah sengsara Tuhan, sadar atau tidak, kita dapat mengamati beberapa kuasa yang terlibat dan bagaimana kuasa tersebut digunakan atau tidak digunakan, misalnya:
  • Pilatus yang memiliki kuasa untuk membebaskan Yesus, namun karena ingin menyenangkan orang banyak dan juga mengamankan jabatannya memilih menyerahkan Yesus untuk disalibkan;
  • Petrus yang memiliki kuasa atas dirinya sendiri untuk mengakui Yesus sebagai guru, memilih menyangkalnya karena rasa takut. Setelah itu ia menyesal, dan kemudian menjadi tokoh penting dalam sejarah pendirian Gereja;
  • Yesus yang memiliki kuasa paling tinggi sebagai Tuhan dan Allah, memilih tidak menggunakan kuasa tersebut dan rela menderita dan disalibkan agar dosa Manusia ditebus dan agar banyak Manusia bisa meneladan Kasih tanpa batas seperti yang Ia contohkan sendiri.

Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kuasa sebagai:  kemampuan atau kesanggupan (untuk berbuat sesuatu); kekuatan; wewenang atas sesuatu atau untuk menentukan;  pengaruh yang ada pada seseorang karena jabatanya.

Kita, sebagai Manusia, baik sebagai pribadi/ individu maupun dalam kelompok/ komunitas, memiliki juga kuasa yang melekat atas diri kita, misalnya :
  • Sebagai Pimpinan di Perusahaan, kita memiliki kuasa terhadap pengambilan kebijakan dan kebijakan terhadap karyawan;
  • Sebagai Pengajar, kita memiliki kuasa terhadap materi didik dan pembinaan pendidikan siswa;
  • Sebagai Suami/ Kepala Rumah Tangga, kita memiliki kuasa terhadap keputusan-keputusan penting dalam keluarga;
  • Sebagai pribadi, kita memiliki kuasa untuk membuat pilihan-pilihan dalam hidup ini, baik itu mengejar cita-cita pribadi maupun membantu/ melayani orang lain.
  • Dan lain sebagainya.

Melalui Paskah ini, mari kita merenungkan bersama, kuasa apa saja yang kita miliki sebagai pribadi maupun dalam keluarga, kelompok, komunitas, tempat kerja? Sudahkah kuasa tersebut kita pakai dengan benar? Apakah kita masih memiliki ketakutan untuk menggunakan kuasa tersebut? Untuk siapa, kuasa tersebut kita gunakan? Maukah kita menggunakan kuasa tersebut untuk memberikan kebaikan bagi orang lain diatas kepentingan kita sendiri, seperti teladan Yesus Kristus. Semoga dengan Kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan kematian, kita pun mampu bangkit menjadi Manusia yang baru. Selamat Paskah 2017. Tuhan memberkati.