Family 3

Family 3
Just The Four of Us

Monday, December 30, 2013

Mendidik Anak Secara Katolik


 

Mendidik Anak secara Katolik (Aplikasi: Thania, 3th)

Enam tahun lalu, 10 November 2007, salah satu Janji Perkawinan kami adalah “bersedia menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan dan mendidik mereka menjadi orang Katolik yang setia”. Implementasi janji tersebut pada kenyataannya tidak semudah mengucapkannya di depan altar. Sharing di bawah ini baru sebagian keciiill yang sudah kami terapkan sampai hari ini untuk Cecilia Nathania Witono (3 tahun). Proses belajar ini kami lakukan dari berbagai sumber tapi yang paling terutama adalah Orang Tua kami. Dan yang sangat penting adalah berserah serta mohon petunjuk dan roh kebijaksanaan dari Allah Bapa.

Menurut kami, salah satu kunci dari pendidikan agama di rumah adalah contoh/ teladan dari Orang Tua, membangun kebiasaan serta disiplin dalam penerapannya. Anak, dalam perkembangannya akan mulai belajar dengan meniru Orang Tua atau orang-orang di sekelilingnya.

1.    Baptis

Thania dibaptis saat usianya kira 3 bulan. Alasannya sederhana, ceritanya kami memang baru siap mengekspos thania keluar rumah diatas 3 bulan he3x… Kami sepakat untuk membaptis Thania sejak bayi karena itulah salah satu perwujudan janji perkawinan kami untuk mendidik anak secara Katolik. Thania dibaptis dengan nama Santa Pelindung “Cecilia” (Santa Pelindung Para Seniman & Pemusik). Diperingati oleh Gereja Katolik setiap tanggal 22 November sedangkan Thania lahir tanggal 23 November. Sejak lahir nama baptisnya sudah dicatat di Akta Kelahiran supaya nama tersebut terus menjadi satu kesatuan dengan nama lainnya dalam setiap kesempatan di kemudian hari.

 

2.    Doa Bersama

Kami memiliki kebiasaan untuk doa malam bersama. Jadi sejak Thania masih dalam kandungan, dia sudah terbiasa mendengar orang tuanya berdoa bersama. Setelah lahir, sejak masih bayi, walau thania belum paham, kami tetap membiasakan doa malam bersama di sekeliling tempat tidur (box) thania. Hingga usianya saat ini, kami selalu mengusahakan untuk berdoa malam bersama. Tidak selalu sempurna, karena kadang ada hari-hari Thania sudah sangat mengantuk sehingga dia tidak mampu untuk duduk dan doa bersama, sebisanya kami berdua tetap berdoa di sampingnya.

 

Saat Thania sudah mulai bisa sedikit bicara atau berkomunikasi, kami mulai mengajarkan juga doa makan dan doa bersama sebelum kami berangkat kerja. Pada kesempatan travelling, di dalam pesawat pun kami ajarkan berdoa. Begitu juga saat Misa di gereja.

 

Kami mencontohkan/ mengajarkan membuat tanda salib dan doa-doa singkat ke Thania, biasanya cukup 1 – 2 kalimat selesai. Dengan demikian memudahkannya untuk mengulang kembali doa tersebut. Untuk doa malam atau doa pagi kami berdua melanjutkan dengan doa Salam Maria atau Bapa Kami dimana Thania tetap mendengarkan.

 

Puji Tuhan dengan perkembangannya saat ini, Thania sudah bisa membuat tanda salib (walau belum 100% benar he3x..), di beberapa kesempatan dia sudah bisa mengucapkan doa makan atau doa malam sendiri, beberapa kali Thania yang mengingatkan kami bila berangkat kerja belum doa pagi, sudah bisa doa Salam Maria secara runut walau belum sempurna pengucapannya.

 

3.    Ke Gereja

Membawa Thania ke gereja dimulai sejak Thania sudah dibaptis. Waktu masih bayi, kami selalu mengusahakan duduk di dalam gereja, bahkan saat Thania masih tidur di stroller, kami biasanya mengambil tempat di pojok dekat dinding supaya tidak mengganggu Umat lainnya. Saat Thania mulai bisa digendong, kami mulai duduk kembali ke bangku Umat. Saat awal Thania mulai makan, kami harus duduk di samping gereja bagian luar, karena jadwal misa yang pagi biasanya Thania belum sempat makan di rumah jadilah kami harus menyuapi di luar. Sekarang, setelah Thania bisa bangun lebih pagi dan sarapan di rumah, kami bisa kembali ke bangku Umat di dalam Gereja.

 

Prinsip yang kami ajarkan di Gereja adalah selama Misa, Thania harus tetap duduk bersama kami, tidak bermain atau lari kemana-mana. Konsekuensinya, kami harus menyiapkan “sambilan” untuk mengisi waktunya selama Misa yang kurang 1.5 jam tersebut. Mulai dari membawakan snack dan susu UHT-nya, membelikannya Alkitab bergambar untuk Anak-Anak, termasuk pada salah satu Misa Pekan Suci kami harus membawakan kertas bergambar untuk diwarnai. Memang di beberapa gereja, Pastor Parokinya menghimbau untuk tidak membawa makanan ke gereja, tapi demi mendidik anak dengan liturgi Gereja dan membangun kebiasaan bahwa ke Gereja berarti duduk di dalam bersama Orang Tua, membuat bagi kami urusan membawa makanan ini jadi prioritas ke sekian. Kami percaya akan tiba usianya dimana semua “sambilan” tersebut bisa di-stop dan pada waktu tersebut anak sudah terbangun kebiasaan ke gereja yang baik dan memahami liturgi gereja Katolik. Dengan anak duduk di gereja bersama Orang Tua, kita pun bisa mengikuti Misa dengan lebih tenang.

 

Selama di Gereja, kami sengaja memperlihatkan dan membangun ketertarikan kepada Thania unsur-unsur Liturgi misalnya Romo, Misdinar, Dirigen, Lektor, Gong dan kerincingan saat Doa Syukur Agung, bila ada Bapa Uskup dengan tongkatnya, membawanya ke depan saat pemberkatan anak, dan mengikutkannya saat anak-anak sekolah Minggu bernyanyi di depan (walau pun sampai sekarang, Thania belum sekolah minggu). Bersyukur banget bahwa liturgi Gereja Katolik itu penuh warna dan banyak unsurnya.

 

Puji Tuhan sampai usianya saat ini, Thania selalu mau dan “betah” ikut misa hari minggu. Tahun 2013 ini, pertama kalinya, Thania kami ajak ikut Misa Kamis Putih, Malam Paska, dan Malam Natal yang durasinya agak lebih lama dan syukurlah Thania bisa mengikuti semua liturgi dengan baik dan tetap duduk bersama kami. Sekarang kalau maju menerima berkat sudah jalan sendiri dengan tangan sikap berdoa. Kalau habis berkat, nagih minta nyanyi di depan, walau hanya lip sing. Sudah bisa menyanyikan lagu “Salam Damai”, “Tuhan Kasihanilah Kami” dan “Alleluya”. Sudah bisa menirukan orang berdoa sambil berlutut, mengangkat tangan saat konsekrasi, termasuk berlutut sebelum masuk atau keluar dari bangku.

3 tahun dan jalan masih panjang bagi kami untuk mendidik anak-anak yang TUHAN percayakan, masih panjang juga perjalanan belajar kami untuk bisa menjadi Orang Tua yang dapat diteladani. Semoga keluarga kami kelak bisa menjadi serupa dengan Keluarga Kudus (Bunda Maria, Santo Yusuf dan Yesus).

Selamat Merayakan Peringatan Keluarga Kudus dari Nazareth – 29 Desember 2013

Sunday, December 22, 2013

Resensi Buku : LEAN IN - Women, Work, and The Will To Lead




Lean In – Women , Work and The Will To Lead

Kali ini saya akan menulis resensi buku diatas, mudah2an ini bukan resensi pertama saya di blog ini J

Buku ini ditulis oleh Sheryl  Sanberg , Chief Operating Officer di Facebook , salah satu 50 wanita paling berpengaruh menurut majalah Fortune dan 100 Orang paling berpengaruh versi majalah Time.

Pada Tahun 2010, ia memberikan TEDTalk dimana ia menyatakan bahwa wanita, secara tak sadar menahan diri dalam karirnya. Dia menulis buku ini berdasarkan pengalamannya sendiri dalam mengambil keputusan, kesalahan-kesalahan dan perjuangannya tiap hari untuk dapat membuat keputusan yang tepat untuk diri nya sendiri, untuk karirnya dan untuk keluarganya.

Saya  rasa buku ini cocok dibaca oleh ibu-ibu muda yang baru meniti karir dan baru dalam membentuk keluarga. Banyak ibu muda seperti saya yang pasti sering sekali menghadapi dilema dalam bekerja. Galau… bagaimana menyiasati dan menyeimbangkan semuanya.

Karena saya sudah selesai membaca buku ini, maka saya hanya akan menghighlight bagian-bagian yang saya rasa menarik.

Fakta di Amerika 57% dari lulusan undergraduate dan 60% dari lulusan Master’s degree adalah wanita, namun saat di dunia kerja wanita memiliki penghasilan 77% dari pria .

Dewasa ini, sudah banyak sekali kesempatan yang dibuka bagi wanita di dunia kerja, namun ternyata halangan kemajuan wanita, bukan lagi dari luar, bukan lagi diskriminasi dari para pria, namun ternyata halangan terbesar adalah dari diri wanita itu sendiri.

Sheryl mencontohkan bagaimana sebagian wanita kurang memiliki ambisi dalam bekerja, dalam rapat-rapat mereka cenderung untuk hanya diam dan takut dalam mengemukakan pendapatnya.

Dalam acara-acara jamuan makan malam, dimana para pria akan mengambil tempat strategis di meja kehormatan, berusaha untuk dapat menyapa para direksi, para wanita akan berkumpul di meja belakang bersama para wanita lainnya. Padahal tidak ada larangan bagi wanita untuk duduk di meja depan.

Hal lain mengenai gaji, pria berani untuk meminta gaji lebih, namun biasanya wanita lebih menahan diri untuk hal ini.

Hal yang menarik adalah ketika seorang pria diberikan suatu pekerjaan yang menantang, pria cenderung untuk mengoverestimate kemampuannya.. Para pria akan yakin 100%mereka mampu, walaupun sebenarnya  diatas kertas kemampuan mereka hanya 60% saja. Berbeda dari para wanita yang diberikan tantangan baru tersebut, walaupun para wanita tersebut kemampuannya 80% diatas kertas, namun mereka justru akan mengunderestimate kemampuan diri sendiri dan para wanita justru fokus kepada kelemahan2 yang mereka miliki. Dibandingkan pria yang fokus pada kekuatannya, para wanita cenderung lebih fokus kepada kelemahan yang mereka miliki walaupun hanya sedikit.

Pola pikir seperti ini yang harus dirubah oleh wanita di dunia kerja.

Memang tidak mudah menjadi wanita bekerja.. Harus ada dukungan dari suami.. Itu pasti.  Hal ini disampaikan dalam bab “Make your partner a real partner”

Disini Sheryl menyatakan bahwa ia dan suaminya membagi tugas tugas rumah tangga dan pengasuhan anak 50%: 50%. Di awal semua jadwal sudah dipersiapkan, siapa yang pada hari apa akan menjemput dan mengantar anak. Siapa yang akan menemani saat ada kegiatan dengan anak.

Memang harus ada komitmen, sesibuk apapun Sheryl, ia mengusahakan sudah di rumah saat makan malam. Dan pasti ada juga saat saat ia rapat sampai larut malam, dimana suaminya lah yang akan makan bersama anak-anak. Begitu pula sebaliknya saat suaminya sibuk.

Tentu saja hal ini harus disepakati diawal bersama dengan pasangan hidup .

Sebagai wanita yang kodratnya adalah hamil dan melahirkan, Sheryl pun pernah merasakan set back dalam karirnya. Saat merencanakan hamil anak kedua, ia pernah ditawari posisi sebagai COO LinkedIn. Posisi yang harus ia tolak karena lebih mementingkan program kehamilan kedua. Namun keputusan seperti itu harus dijalani tanpa terlalu banyak penyesalan.

Buktinya setelah melahirkan anak kedua, ia ditawari posisi sebagai COO Facebook.

Bab “It’s a Jungle Gym not a Ladder” Sheryl memberikan nasihat mengenai karir, bahwa dalam karir sekarang ini, tidak seperti tangga ke atas, namun kadang kita harus menerima rotasi kesamping, bahkan terkadang harus turun tangga untuk mencapai posisi yang baik. Sebagai wanita juga harus terbuka terhadap tiap kesempatan.

Nasehat yang ia sampaikan dalam bab “Don’t leave Before you Leave”, adalah bahwa bila belum saatnya harus berhenti dari perkerjaan.. jangan berhenti duluan, jangan kalah duluan.

Beberapa wanita yang bahkan belum menikah dan punya anak, menahan diri dari karirnya dengan alasan bahwa mereka suatu hari akan menikah dan punya anak, dan pasti mereka tak akan bisa bekerja penuh tantangan.. Helloo … punya pacar pun belum kenapa mikir sejauh itu..

Ada juga ketika menikah langsung menolak tantangan dalam bekerja, padahal belum hamil, dan kalaupun hamil masih ada 9 bulan untuk bisa bekerja dengan baik.

Jadi jangan berhenti.. sebelum memang harus berhenti..

Ini agak jleb juga sih buat saya, yang kadang suka juga berpikir seperti ini.. padahal mungkin lebih baik untuk memikirkannya nanti saja kalau memang sudah kejadian..

Dalam “The Myth of Doing It all”, Sheryl menceritakan awal-awal menjadi seorang ibu di Facebook.

Ia memiliki karir yang bagus dan ketika punya anak, ia pun tak ingin tampil tidak profesional , dan telihat seperti “emak-emak” yang tidak kredibel dalam bekerja. Alhasil ia pun harus bekerja lebih keras dari rekan prianya, bangun jam 5 pagi untuk membalas email, sambil menyusui. Bangun lebih malam, setelah menyusui bekerja lagi. Terkadang teleconference sambil menyusui dan mengurus bayi. Ia ingin tetap perform dalam pekerjaan. 6 bulan pertama nya sangatlah berat.

Namun lambat laun, Ia mulai bisa membagi waktunya.. dan menerima bahwa memang tidak semua bisa dilakukan .

 Rasa bersalah meninggalkan anak ketika harus keluar kota ataupun rapat sampai larut malam akan selalu ada.. itulah bedanya dengan pria.. Pria tidak punya rasa bersalah seperti itu ketika harus dinas ataupun lembur.

Selalu ada semacam timbangan yang seolah olah menimbang waktu wanita pekerja dengan anak-anak mereka.

Suatu penelitian dari National Institute of Child Health and Human Development mengenai pengasuhan dan perkembangan anak, terutama mengenai pengasuhan ibu yang ekslusif vs child care, yang meneliti seribuan anak-anak selama 15 tahun menyimpulkan bahwa, anak yang diasuh secara eksklusif oleh ibunya saja, tidak memiliki perbedaan perkembangan dengan anak yang diasuh dengan bantuan orang lain (misal nanny atau child care). Tidak ada perbedaan kemampuan kognitif, bahasa, sosial, dan kemampuan membina hubungan.

Faktor-faktor dalam pola pengasuhan – termasuk peranan aktif ayah yang responsif dan positif, ibu yang memiliki sikap “membebaskan sikap anak” dan orangtua yang harmonis, lebih mempengaruhi perkembangan anak dua sampai tiga kali lipat dibandingkan pola pengasuhan lainnya.

Jadi hal ini harus dibaca pelan-pelan nih “ Pengasuhan ekslusif oleh ibu tidak berpengaruh terhadap lebih baik atau lebih buruk perkembangan seorang anak”  sooo tidak ada alasan bagi seorang ibu untuk merasa bahwa mereka membahayakan perkembangan anak dengan memutuskan untuk bekerja.

Tujuan akhir dari Sheryl adalah bahwa wanita harus lebih berani dalam mengejar karirnya, harus berani dalam berdiskusi dengan pasangan hidup akan peranan seimbang dalam berkarir dan rumah tangga.. Karena bila makin banyak wanita di posisi atas, maka diharapkan akan lebih banyak juga kebijakan pro wanita dalam lingkungan kerja, yang pada akhirnya dapat mendukung wanita dalam berkarir. Karena kalau bukan wanita siapa lagi yang akan memperjuangkan kesejahteraan wanita dalam pekerjaan.

Namun memang buku ini lebih applied pada wanita-wanita yang memang memiliki pilihan untuk berkarir. Beberapa wanita tidak punya pilihan seperti itu dimana memang mereka tidak punya biaya untuk childcare yang baik untuk mendukung karirnya, sehingga memang opsinya hanya sebagai ibu yang dirumah.

Tidaksemua wanita memiliki ambisi untuk mencapai posisi puncak dalam bekerja.. Hal itu tidak masalah, yang penting adalah ketika sudah menemukan sesuatu yang disukai untuk dikerjakan, apapun itu.. Lean In.. atau dalam hal ini terjemahan bebas saya untuk Lean in adalah.. kalau sudah masuk di suatu pekerjaan, maka jangan hanya diluar saja, jangan dikulitnya saja, tapi harus benar-benar “lean in” Nyemplung kali ye.. sampai basahhhh.
Kalo penasaran bukunya bisa dibeli di Books and Beyond.. Harga 180rb setelah diskon natal 20%. 180 halaman, Bahasa Inggris.

Happy reading :)

 

 

Friday, November 1, 2013

Survey Preschool Balikpapan #Part II

Well, ini posting lanjutan mengenai Survey Preschool Balikpapan,

Bulan ini khan Thania akan berusia 3th, jadi pencarian sekolah diseriusin lagi..
Terus terang ya namanya di daerah pilihan terbatas.. tapi ya kita mencoba mencari yang paling cocok aja lah disini.

Kemarin sudah ada yang cocok sesuai dengan kebutuhannya di usia 2 tahun, dimana bermain, bermain dan bermain adalah yang paling penting.

Nah sekarang ketika sudah mau 3 tahun, mulai ada needs baru nih.. sosialisasi yang lebih intens, juga pendidikan dasar banget untuk subject-subject lainnya..

Prinsipnya sih masih tetap sama : umur segini harus lebih banyak mainnya daripada belajarnya, banyak aktivitas fisik/ motorik dan kreativitas dan gak boleh ngebebanin dia..

Well terus terang kriteria yang ada di benak saya tuh rada susah.. yaitu :

1. Karakter
mungkin karena kebanyakan baca buku kali ya.. padahal juga cuma 2-3 buku siiih.. :D
mostly yang dibahas adalah yang akan menentukan dalam hidup seseorang, bukan hanya grades nya aja saat sekolah.. tapi yang lebih penting adalah character buildingnya.. hal hal yang terpenting dalam hidup yaitu values dan karakter baik kadang tergerus pengejaran nilai semata.

Dalam banyak kasus justru hal-hal diluar akademis adalah yang paling menentukan.

So.. saya berusaha mencari sekolah yang benar-benar membekali karakter dan nilai-nilai kehidupan untuk anak saya.
Jadi anak nanti tidak hanya pintar akademisnya, tapi juga santun, dan berkarakter kuat.

Apakah tidak serta merta hal itu berarti memasukkan anak ke sekolah berbasis agama?

Hmmmm... gimana ya? Memang sekolah berbasis agama sangat bagus, tapi sekolah umum pun juga bagus khan?
Karena dengan bersekolah di umum, maka anak kita akan lebih menghargai perbedaan yang ada di dunia, dia akan lebih terpapar dengan dunia nyata dan bergaul dengan orang-orang tidak memandang agamanya.
Tidak eksklusif
Di jaman sekarang ini, saya merasa itu pun sangat penting.

Pelajaran agama tetap penting, tapi pendidikan agama dimulai dari rumah..
Menurut observasi saya pribadi, seseorang yang lebih agamis, biasanya itu karena di rumahnya orang tuanya tekun mengajarkan nilai-nilai agama dan memberi contoh..
Tidak semua anak yang berasal dari sekolah agamis menjadi alim juga..
That's just my two cents..

2. Jarak Sekolah
well ini agak gampang sih, dalam survey preschool saya mulai narrowing down ke sekolah-sekolah yang tidak lebih dari 15 menit berkendara.

3. Kurikulum
hmmmm..
disini agak sedikit dilema lagi.. mau yang Nasional atau Internasional?
well bagi saya yang sudah merasakan keduanya.. Kurikulum International memang lebih menyenangkan.. Kita nggak hanya dituntut buat ngapalin, ngapalin dan mengejar nilai semata-mata. Tetapi konsep dan logika berpikir adalah yang dibentuk.
Lebih fun belajar dengan kurikulum International.
Walaupun banyak juga pro dan kontra mengenai sekolah international, bagi saya ngga bisa dipungkiri bahwa dalam beberapa hal kurikulum international adalah lebih baik, buktinya banyak orang yang kepengen kuliah di Luar Negeri. So alangkah lebih bagus bukan kalo dari awal mulai sekolah sudah kena International exposure? 

So jujur saya pun nggak menutup mata terhadap International School..
Saya pun mencari informasi (terutama biaya) untuk International School dan beberapa diantaranya memang langsung sukses bikin sakit kepala.. hahahaha

Tapi juga bikin semangat.. semangat karena memang dari awal tujuan keuangan keluarga adalah bisa menyekolahkan Thania di sekolah yang bagus.. so mulai lagi deh harus diatur Keuangan Keluarga.. nggak ada yang tidak mungkin .

Anyway mau nasional ataupun International harus sreg di hati , sreg di pikiran dan sreg di kantong.

 ...........................................................

Nah inilah hasil beberapa trial yang lain. Yang saya syukuri di setiap trial, ayah Thania pun menemani, jadinya setelah trial kami bisa diskusi panjang lebar.

1. Happy Holy Kids
Sekolahnya 3 x seminggu selama jam 8.00 - 10.30
Di posting sebelumnya kan sudah dibahas biayanya ya, jadi ngga dibahas lagi.
Di kesempatan kali ini kami pun trial 2 hari.
Overall saat trial , Thania ngga nangis dan langsung mingle.. ya iyalah gen ayahnya dominan soal ini.. hehehe
Masuk sekolah jam 8 pagi dan diawali dengan assembly. Kumpul semua bocah-bocah Playgroup dan TK buat nyanyi dan berdoa.
Mulai 8.30 masuk kelas dan semua duduk manis.. hehehe.. amazing ngeliat semua bocah-bocah duduk manis ngelipat tangan .. ada juga sih satu dua kali pada lari-larian.
Kelas dimulai dengan menyanyi, sedikit perkenalan huruf dan angka dengan nyanyian dan kemudian mewarnai. Jam 10 mulai makan bersama , kemudian pulang.

yang menarik adalah memang saat assembly itu anak-anak kecil pada tutup mata pas berdoa.. hehehe lucu banget sih ngeliatnya.
Kemudian anak-anak itu bisa juga patuh ya saat belajar, duduk manis dan mendengarkan. Kepatuhannya amazing lah :)

Cuma kok ya buat saya agak kurang ya mainnya.. pas trial kemarin lho ya.. saya kurang melihat ada arts and craftsnya siih..

Hari pertama trial Thania saya temani di dalam, hari kedua saya dan ayahnya ngga di dalam kelas. Kami nongkrong di kantin , maksud hati biar siapa tau dapat gosip orangtua soal sekolah ini.. hihihihi, buat memberi sedikit view lain soal sekolahnya..
tapi yang ada cuma beberapa ibu-ibu gosip hal hal lain.. hehehe

2. Raffles International School
Jam sekolahnya adalah jam 8.30 - 11.00 setiap hari.
Biaya Nursery (2-3 th) Tuition Fee (yearly) Rp 15jt+ Enrolment fee Rp 3.5jt + Security Bond Rp 5jt .
Biaya Kindergarten (4 - 5th) Tuition Fee (yearly) Rp 33 jt. Yang lain sama dengan Nursery.
Swimming lesson dimulai saat kindergarten dan sepertiny sudah include dalam tuition fee.
Disini nationality nya mixed, tapi sepertinya ngga terlalu banyak juga sih bule.

Disini Thania trial cuma sekali dan kita ngga nemenin dia di kelas, instead kita banyak ngobrol dengan Headmaster sekolah dan Pricipal Nurserynya.

Jam 8.30 masuk pertama kali diawalin dengan assembly, dimana semua anak dikumpulin dari nursery sampai grade 9..
muridnya ngga terlalu banyak, jadi muat2 aja Hall yang kecil.
Keliatan disini mereka kompak dari yang kecil sampai besar. Perwakilan maju ke depan untuk menyampaikan values yang menjadi highlight hari itu. Hari itu temanya adalah "Magic Word" yaitu Please, Thank you, Excuse Me.

Disini muridnya ngga terlalu banyak , namun justru kekeluargaannya terasa sih.

Kemudian masuk ke kelas dan mulai dengan bernyanyi.. lagi-lagi Thania cukup gampang mingle nya.. Kami menemani sekitar 10 menit dan kemudian keluar untuk melihat lihat fasilitas sekolah .
jujur aja sih fasiitasnya biasa aja untuk ukuran sekolah International.

Kemudian kami diajak ngobrol dengan headmaster sekolahnya, dan jujur aja enak banget ngobrol dengan headmasternya.. dalam beberapa hal sejalan sih.
Jadi kurikulum utama yang dianut adalah Cambridge dengan beberapa modifikasi dan penyesuaian. Dan memang ditekankan metode Western dalam hal kurikulum namun untuk values adalah Eastern, karena menurut bapak headmaster dalam beberapa hal values dari Timur memang lebih unggul yang terbukti dari bagaimana orang Timur sangat menghargai keutuhan keluarga, lebih sopan de el el.
Ngobrol-ngobrol selama kurang lebih 1.5 jam, lumayan lah dapet insight soal visi misi sekolah.
Tapi emang sayangnya ortu gak bisa nemenin lama-lama di kelas pas trial, karena prinsipnya biar anak bisa mandiri. Padahal penasaran juga sih sama metode ngajarnya gimana, sama gurunya gimana..
emang sih guru-guru kyanya agak terganggu kalo ada kita yang kaya mata-mata ini.. wkwkwkw

Tapi kalo ngeliat dari Thania nya sih kayanya dia oke-oke aja selama di kelas.

Setelah break jam 10 , Thania boleh pulang, jadi nggak ngikutin full.

3. Giant Steps Childcare Development Programme
Untuk 18 bln - 5 th
Sekolah tiap hari jam 08.00 - 12.00
Enrolment Fee Rp 2,47 jt
Tuition fee annually Rp 33,25jt
Hari selasa swimming lesson dan kamis adalah music, dan biayanya sudah include dalam tuition fee.

Disini kita ngga trial karena kelasnya penuh..
Jadi kita cuma survey aja dan ngobrol2..
Pertama kali ngeliat tempatnya cuma kaya rumah, dan saat itu lagi ada pesta ultah, anak-anaknya pada having fun banget, main-main, lari-lari, guling-guling cekikikan.. pokoknya emang heaven for kids deh.. hehehe.
Nationalitynya mixed, ada bule, ada campuran, ada chinese dan Indo.
trus kedua kali kesana habis pada Halloween party.. keliatannya juga sangat fun.
Disini dijamin deh anak gak kehabisan bahan main kayanya.
Dari beberapa testimoni memang sepertinya banyak anak yang ngga pengen pulang ke rumah kalau sudah main.
Nah memang yang terlihat sekilas adalah betapa ributnya sekolah ini, seolah2 chaos.. hehehe
beda 180 derajat sama HHK yang serba teratur.. buuut actually for me its a good thing juga sih..
anak-anak bener2 having fun, eksplorasi semua keceriaan anak-anak disini.. semua energi anak kecil bisa terlepas.. hehehe
gak ada satu anak pun yang terlihat tertekan atau bosan.. ada lah di beberapa trial lain yang anak nya terlihat bosan :D.. ngga usah disebut lah nama sekolahnya.. mungkin juga dasar si anak lagi bete aja.

Di Giant Steps ini semua keceriaan anak2 terlihat, dan sepertinya memang a good place for children. Tercermin juga kalau mau masuk ke situ masih waiting list bok..

Yang kurang sreg buat saya hanya waktu belajar kelamaan sampai 4 jam dan ngga ada jemputan.
Namun memang ternyata karena Giant Steps itu seperti semi daycare, jadi memang diprioritaskan untuk orang tua yang mau naro anaknya agak lamaan. Namun jadi nya karena lumayan lama, ada acara nonton film segala.. buat saya kurang sreg nonton kartun di sekolah, karena di rumah pun dah sering.. keseringan malah.. huhuhu

well itulah hasil trial dan survey saya selama masa pengangguran saya seminggu ini..

Sepertinya kami dah ada keputusan sih mau masukin ke mana.. cuma yang belum firm adalah kapan nya.. Tahun ini, apa sekalian nunggu Januari 2014 aja.
Karena kali Nov 2013 pasti saya lagi rempong sama adaptasi kantor baru.. , Kalo Dec 2013 tanggung mo libur akhir tahun..

Semoga semua urusan dilancarkan sama Tuhan dan keputusan kami adalah yang terbaik buat Thania..
Huuft kebayang nanti kalo Thania mau kuliah lebih rempong kaya apa emak babenya .....hehehe

gambar saat di Giggle - FX

Thursday, October 31, 2013

Liburan ke Jakarta (Giggle FX dan Kidspace PI)


Yak karena sekarang kami orang daerah, maka Jakarta adalah tempat untuk liburan.. hehehe..
Walopun lahir dan besar di Jakarta dan Depok, akhir-akhir ini kami jarang-jarang pulang kota karena kesibukan kami..
Jadilah kurang update soal Jakarta dan sekitarnya,
So ketika ada kesempatan untuk liburan, Jakarta menjadi salah satu destinasi pilihan liburan kami.
Selain nengokin para eyang di Depok, di liburan ini kami juga berencana ngajak di kecil buat nyobain tempat2 main anak-anak yang hits di Jakarta.

Kami berencana mengunjungi Giggle di FX, Kidspace di Pondok Indah dan Kidzania.. tapi akhirnya karena pengalaman perjalanan kami ke Giggle kena macet.. (3 jam bok dari Depok ke Sudirman), kami jadi trauma dan gak jadi nyoba Kidzania.. Lagian si kecil juga masih belum 3 tahun jadi mungkin blm ngerti.

Well buat saya pribadi pengalaman main di Kidspace terasa lebih menyenangkan.. mungkin juga faktor pas kesana ngga kena macet, jadi semangat nya lebih terasa .

Kami menentukan tempat bermain adalah hasil browsing sana sini, termasuk juga dari web www.liburananak.com yang menurut kami cukup informatif.

1.Kidspace
Kami ke Kidspace pada hari Minggu dan menjadi tamu pertama disana :)
Alhasil masih sepi banget dan lumayan puas eksplorasinya.
Kesan pertama tempatnya luas banget.. hehehe
biasa orang daerah langsung "gumun" gitu.. wooow gede banget ya tempat main anak-anak.. seandainya di Balikpapan ada.. hmmm
dan kira-kira modalnya berapa ya kalo mo bikin ginian di Balikpapan.. hehe

Begitu masuk yang paling menarik perhatian adalah Paper CLip Climber, jadi semacam area panjat warna warni yang diliputi jaring2.. di climber ini orang dewasa juga bisa naik lho.. kuat banget climbernya.. keliatan dari struktur tiang pancang dari baja yang menopangnya.

Area mainnya dibagi beberapa area, untuk yang usia kurang dari 2 tahun juga ada tempatnya sendiri dengan mainan2 yang lebih sederhana.

Untuk anak yang lebih besar ada Sandium (tempat main pasir), Aquadium (tempat main air) , yang merupakan favorit Thania, kemudian ada mainan Lego, tempat mandi bola kecil dan juga tempat menyusun balok2 karet yang besar.

Di Aquadium, anak2 wajib pakai semacam apron agar tidak basah bajunya.. tapi tetep aja sih namanya anak2 pasti basah, makanya karena udah browsing dan disarankan membawa baju ganti, kami pun udah siap.


Biaya masuknya 100rb/ anak dan buat pendamping free..
Disana si kecil main selama 3 jam - gak mau rugi dong.. hehehe
Dilarang makan dan minum di area bermain, dan kalo lapar ada semacam cafe kecil diatas area bermain.


 
 
 
 

 

 
 
masih takut manjat disini :)
 
 
 
 

 
 
 
 
2. Giggle (FX)

wah kalo GIggle ini, entah karena udah kecapean macet selama 3 jam.. jadi kok rasanya semua review bagus tentang Giggle agak overated ya..
Saya sih ngerasa nya biasa aja..
Si kecil juga awalnya slow to warm up disana,
ditambah biaya nya agak mahal ya 130rb/ anak dan pendamping 30rb/org..
pas banget pas hari itu yang jadi pendamping ada 4.. wkwkwkw
Di Giggle juga dibagi2 area mainnya dan ada juga tempat main air (Water Works)..
Namun karena Thania masih takut air.. dan di Giggle modelnya air mancur instead of sekedar main air seperti di Kidspace, maka si Thania tidak memanfaatkan Water Works dengan maksimal.. ada juga dia malah ketakutan sama air mancurnya.. hehehe

Menjelang mau pulang baru si Thania warms up dan main perosotan berulang-ulang , main sepeda dan susah banget diajak pulang.. haha

Di Giggle kami masuk jam 12 siang trus keluar jam 1 untuk makan siang, kemudian masuk lagi sekitar 14.30 dan Thania main lagi meanwhile ayah bundanya nyari diskonan.. hehe..

Kami keluar sekitar jam 16.00 buat pulang.

Nah di Giggle ini, as long as masih pakai gelangnya bisa keluar masuk tanpa bayar lagi. Disini juga wajib pakai kaos kaki dan bawa baju ganti, incase baju si kecil basah sehabis main di Water Works.

 

 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
well overall , lumayan lah Thania seneng main di kedua tempat itu..
next time mau nyobain tempat2 lain.

Saturday, October 19, 2013

Farewell Friday

Jumat kemarin, adalah hari yang cukup berkesan buat saya..
 
Pertama ... surprise surprise
Jadi ceritanya ternyata ada semacam surprise farewell yang diadain buat saya..
Yang saya tau di kantor ada beberapa rekan yang ultah dan mereka ngadain makan-makan.
Yang saya nggak tau bahwa sebelum makan makan, temen-temen satu Departemen pada kumpul buat farewellan saya... aaaaawww.. so sweet deh ..
Saya beneran ngga prepared.. tau gitu kan dandan dikit giitu biar tampak kinclong pas difoto.. wkwkwkwkw
plus... bisa nyiapin speech kek..
lha ini sama sekali ngga prepared.. so ngga tau deh apakah yang keluar dari mulut waktu itu nyambung gak sih .. haha
tapi good sidenya krn gak prepared jadinya gak pake mewek...
teteup sih mata berkaca2 dan tenggorokan tercekat.., bibir bergetar, mau nangiss.. hehehehe
 
Anyway, sebenernya masih 2 hari lagi kerjanya sih, tapi karena kesibukan para bos jadinya jadwalnya dimajuin.
and what's more spectacular for me was...
kenang2an farewellnya ngga nyangka.. padahal baru kerja 1.5 th aja.. belum tentu lho orang kerja 5 th dapet emas dari Company nya.. ini kok saya udah dikasi cincin emas sama temen2..
Hiks..
 
Tau aja cincin saya dah gak ada yang muat di jari yang gendut2 ini :(
 
well setelah terjun ke dunia kerja 9 th lalu dan sudah mencicipi 4 perusahaan.. memang ternyata pekerjaan itu dimana2 sama aja.. pasti ada susahnya, ada senengnya, ada tantangannya beda2..
di kantor pasti ada office politicsnya, ada like and dislike dan ada gossip2nya .
 
namun yang memang menjadi pembeda untuk tiap pekerjaan adalah bukan pekerjaannya itu sendiri, tapi justru relationship yang sudah dibangun dengan rekan kerja yang lain..
yang paling penting dari tiap pekerjaan adalah hubungan baik dengan manusia, dan itulah yang paling sulit untuk ditinggalkan.. kenyamanan dalam pertemanan dan working atmosphere yang sudah menjadi comfort zone itu..
 
Pasti banyak hal yang bakalan saya kangenin.. situasi lt 7 yang rusuh dan penuh gosip, namun disaat bersamaan harus memenuhi deadline .
 
Semakin mendekat hari H rasanya masih biasa.. rasanya masih .. ah sepertinya masih lama buat ninggalin lt 7.. tp kalo dipikir2 lagi.. oh my.. tinggal 2 hari lagi ya.. masih belum rela .. hiks ,
 
but life goes on.. the world changes, people change.. I will change too..
 
so ready or not.. my next journey is about to begin..
 

 
farewell photo yang di ttd temen2.. coutesy foto performance Family Day 2012
 
===
Kedua.. sedikit self reflection juga di hari itu :
 
Saya merasa 1.5 th itu singkat banget deh.. masih banyak yang bisa saya pelajarin, masih banyak tantangannya..
Trus sebenernya apa yg bikin cepet banget pindahnya?
well keputusan untuk pindah memang tidak terlalu sulit diputuskan..
Jujur aja saya ngga pake mikir 2 kali buat nerima tawaran kerjaan baru.. karena  memang hal itu dah lama saya perjuangkan untuk bisa naik level ke pekerjaan yang lebih...
lebih apa ya??
 
jadi apa dong yang bikin pindah lagi?
susah nih ngomongnya.. lebih menantang mungkin ngga juga karena ditempat yang sekarang itu isinya tantangan semua tiap hari.. kebanyakan malah tantangannya (baca : kerjaannya :D)
lebih rewarding dalam hal finansial .. ya memang sih, tapi kok ya apa memang karena semata2  uang aja?
masih ngga ridho kalo pindah kerja karena hanya faktor uang.. walopun emang uang itu penting dan mungkin bisa menambah sedikit loyalitas dan kebahagiaan dalam bekerja..
 
ternyata faktornya lagi-lagi adalah sedikit.. sedikit apa banyak ya?
 
okey mungkin banyak .. self ambition dan aktualisasi diri yang lebih maksimal lagi..
 
well mungkin orang yang belum terlalu kenal saya akan melihat saya sebagai orang yang kalem.. yuuuuk marii..
tp sebenernya saya ini juga ambisius lho... saya ambisius tapi ngga nyolot ya.. ibaratnya.. memang saya ngga akan banyak bicara.. tapi saya akan selesaikan pekerjaan tanpa harus banyak cingcong.. emang bukan sifat saya aja..
tapi saya punya target lah dalam kerja..
 
6 tahun lalu pindah bidang ke migas.. from zero namun belum jadi hero :D,
banyak hal yang harus dipelajari.. harus sering memecut diri sendiri agar bisa berhasil..
apalagi di bidang procurement yang masih dianggap support.. salah satu nilai keberhasilan adalah apabila bisa men-support user kita 100%, memberikan servis yang memuaskan..
 
Sedikit kenangan untuk saya adalah saya inget 6 th lalu di interview pertama kali untuk jadi admin di perusahaan migas , banting stir dari bidang life science ke migas, saya udah mantab pokoknya untuk bisa bekerja dimana aja deh yang pnting di Balikpapan..
saya ditanya interrviewernya.. bagaimana kamu melihat dirimu 5 th lagi?
yup pertanyaan klise tapi harus dijawab dgn serius..
Saya jawab, saya akan tidak lagi menjadi admin namun sudah ke menjadi seorang profesional seperti mbak calon atasan saya..
 
Puji Tuhan.. dalam 6 tahun , Tuhan mengabulkan doa dan harapan tersebut.. penuh perjuangan, mengatasi rasa minder dan nggak pede yang ada.., mengatasi keraguan dalam diri orang lain dan dalam diri sendiri .. itu semua ngga mudah..
memang Tuhan bentuk saya seperti ini, Dia biarkan saya merasakan perjuangannya dulu..
Jujur dulu sebelum pindah bidang dari Scientific Officer ke admin, suka ada rasa bangga dan mungkin sedikit sombong, bahwa saya bisa lulus cum laude, gak sampe 2 minggu lulus langsung kerja, trus pas kerja,umur blm 25 dah dapat mobil dinas, dipercaya bos , dll dkk.. sepertinya dunia dah ada di genggaman ya...
 
kemudian ketika pindah ke Balikpapan , mulai lagi dari nol.. saya bener2 dibentuk lagi. disadarkan lagi, bahwa udah deh ngga usah gaya2an dalam bekerja.. be humble.. be helpfull, bekerja lebih keras lagi untuk mencapai cita2.. fokus aja kalo kerja..
tidak ada perjuangan yang mudah. terima aja semua penolakan atau pandangan rendah untuk lebih memperbaiki kemampuan.
 
Sering saya jumpai dalam dunia kerja, ketika seseorang sudah menjadi level lebih senior .. suka menggencet orang lain.. menganggap dirinya paling benar, keras kepala, paling pintar.. wuiish.. orang2 seperti itu menyebalkan..
orang kaya gini nih kalo di ajak diskusi bukannya mendengar dari dua sisi untuk kebaikan bersama.. tapi langsung defensif dan menyerang.. capek deh..
 
oke mungkin jabatannya bagus, posisinya tinggi.. tapi apa artinya kalo diomongin jelek2 terus sama orang,
tapi ya orang kaya gitu mungkin emang maunya jadi pemenang terus gak perduli kalo diomongin orang..
Orang kaya gitu blm pernah ngerasain kerja susah dari bawah kali ya..atau emg bawaan orok? :D..
 
sudahlah kok malah curcol :p
 
paling sejuk kalo diskusi sama senior yang mau mendengarkan juniornya atau rekannya yang lain.. pasti deh dah saya doain bagus2.. orang2 kaya gini gak mau menang sendiri tapi team player banget..
 
nah yang jenis senior yang merupakan team player yang baik hati, gak pelit ilmu, gak nyolot, humble dan tidak sombong.. itulah yang akan saya proyeksikan untuk 5 tahun ke depan.. kalo saya masih dikasi kesempatan buat kerja disini loooh
 
#kan sapa tau suami pindah ke Eropah trus eike jadi Ibu RT gaul aja *ngarep boleh lah


 
well, sepertinya refleksi hati saya juga diperkuat dengan khotbah yang saya dengar di radio Sangkakala Borneo pas istirahat Jumat siang di perjalanan dari rumah ke kantor..
diingatkan kembali untuk selalu rendah hati..kadang kita suka geer dan menganggap diri kita hebat, padahal kita ngga ada apa2nya dibanding orang lain yang lebih hebat-hebat..
Semua hal yang baik adalah karunia Tuhan.. bersyukur selalu ..


.......
pesan suami ketika tau saya diterima kerja di tempat baru.. jangan berubah ya.. tetap be yourself..
 
I will... 
 
 

Saturday, September 21, 2013

Makan ngga harus selalu enak...

Di era digital dunia per-emak-an sekarang ini, tampaknya lagi ada trend baru, yang tampaknya hampir semua emak yang getol socmed pernah ngelakuin.
yaitu posting resep ataupun foto foto hasil masakannya..
Saya pun pernah.. Ngga sekali, dua kali.. yah beberapa kali dong :D
Untuk menetapkan eksistensi saya sebagai emak yang pinter masak .. hahahahaha..
agar gak diremehkan emak - emak lain.. wkwkwkwkw
padahal kenyataannya sih ngga seindah itu.

saya masih jauuuuh dari itu .. hehe

Jujur aja pas masih mbak lama, paling saya masak standar aja sih.. dan cuma buat Thania.. bahkan sempet ngalamin setahun pakai rantangan buat makan orang dewasa di rumah.
yah dengan alasan ngga sempet, sibuk, capek de el el.
Trus juga karena mbak lama pinter masak, sempet juga ngalamain dia yang masak semua sedangkan saya tinggal nikmatin, paling cuman sekali dua kali aja masak pas iseng :D

tapi sekarang dengan mbak baru yang fresh graduate, saya "TERPAKSA" nih masuk dapur lagi :D
emang awalnya itu keterpaksaan .. dari dunia nyantai ke dunia yang harus bangun lebih pagi untuk memasak.. kadang bukan masaknya yang susah, tapi mulai dari mikir mau masak apa aja udah susah..
MANJA yaaaa.... dan memang "everything happen for a reason" saya harus keluar lagi dari zona nyaman dan naik kelas.. naik kelas jadi emak2 sejati yang setiap pagi masak buat keluarga.. dan udah sebulan begini, saya sukses terkapar dengan flu berat.. Hahaha..
Tapi ini ngga akan bikin patah semangat..

Daaan emang ya noboby's perfect.. ada kalanya saat wiken, pengen santai, malas masak.. boleh dong.. akhirnya bikin seadanya,
trus repotnya wiken pas lagi kumat malasnya dan masak seadanya si bocah juga lagi kumat manjanya.. alhasil gak mau makan..

Trus mulai deh guilty feeling.. "what kinda mom am I?" gak masakin yg terbaik buat anak..
dan bla bla bla guilty feeling lain..

But.. akhirnya mulai bisa mikir jernih..
Heeey that's life.. Makan ngga selalu harus enak.. ada makanan tertentu yang kita ngga terlalu suka,

Waktu saya kecil juga ngga tiap hari kan makan ayam.. ada kalanya harus puas dengan apa yang ada di meja. dan justru itu membuat saya gak pernah pilih- pilih makanan saat besar.
Semua doyan, sayur doyan, sayur pakis doyan (khas balikpapan), tahu tempe doyan.. kecuali pare ngga doyan :D

Well, intinya anak pun harus belajar untuk terbiasa, bahwa apa yang ada di meja itulah yang dimakan oleh keluarga.. ada kalanya mewah, ada kalanya sederhana..
dan itu harus dimakan. titik.


Toh kondisi itu tidak tiap hari.. tentu aja saya selalu berusaha menyajikan yang terbaik, dan yang baik mungkin akan di share ke socmed :D

Tapi ada kalanya kita prioritaskan agenda lain selain masak.. dan apa yang ada, makanan apapun itu, asal sehat harus disyukuri dan dimakan.

sekian...


Sunday, August 18, 2013

Ganti nanny :(

Well ini adalah ending dari kisah nanny season 2 (read nanny yang ke dua). Endingnya sebenernya udah bisa ditebak.. nanny's are not forever.. No matter how kind you are, how fair you are (taking your nanny vacation to Bali) ... if your nanny is still "gadis" and quite cute then.. not long that she will decide to get married :D
That is a nanny's destiny .

Nah nanny Thania ini yang udah ngasuh Thania dari sejak bayi pun akhirnya resign.. hiks2.. setelah 3 tahun bareng2 dalam satu rumah.. terus terang segala daya upaya sudah dikerahkan untuk mencoba menahan si mbak.. Namun, kita tau bahwa setiap orang punya cita2 masing2 dan nanny pun punya mimpi dan cita2nya sendiri.. dimana cita2nya adalah nikah sama yang sekampung.. well ya sudah kita pun merelakan dengan berat hati..

Sebenernya dari sejak saya kecil, keluarga kami selalu memiliki ART untuk meringankan tugas mama saya, dan sudah sejak dulu yang namanya ART selalu datang dan pergi.. Perginya biasanya ya buat married itu lah. Jadi dari dulu memang mind set saya adalah.. walaupun kita baik sama ART atau nanny.. saya ngga mau terlalu dekat banget karena toh nanti mereka akan pergi.

Tapi ternyata lain ceritanya karena sekarang saya udah punya anak.. dan saya kerja.. otomatis si anak lebih banyak waktu sama si mbak kalau hari kerja. Dan kedekatan itu pasti terbangun...
Dan ketika si mbak ini pergi, saya merasa sedih banget.. "on behalf of Thania" artinya bok.. saya ngga tega banget pas ngelihat perpisahan mereka.. Rasanya kaya jahat banget saya.. ngasi seorang teman buat anak tapi ngga bisa mempertahankan kedekatan itu.

Namanya juga udah ngasuh dari bayi, ngasi asip dulu, gendong jarik, ngelonin dan nyuapin pas saya ngga ada. Ngajak main dan ngajarin Thania macem2 juga.
Pasti Thania kehilangan banget.. walopun dia belum ngerti banget sekarang.
Pernah suatu hari dia ngeliat bayangan mbak baru di ruang makan trus dia manggil nama si mbak lama dan lari ke ruang makan.. trus di tengah2 dia berhenti dan bilang.. oh rupanya bukan ya.. trus ketawa..
hehehehe.. ngenes juga liatnya.. kasian.. dia kangen.

Sekarang pun masih kadang nanyain dan simply saya jawab si mbak pulang kampung. titik.
Sengaja gak memperpanjang penjelasan kalau ngga dibutuhkan agar ngga terlalu kangen.
Emang sih dari beberapa bulan sebelum hari H pulkam kita dah bilangin pelan2 bahwa si mbak mau pulang kampung dan nanti Thania sama mbak baru yang baik juga.

Dengan ganti nanny gini lagi2 dihadapkan dilema soal masukin sekolah usia dini.. karena dulu nanny lama dirasa udah cukup buat ngjarin macem2.. mewarnai, nyanyi, main2 segala macem..
nah yang baru kan belum proven.. so masih ada kekhawatiran sedikit soal stimulasinya thania.

Yah eniwei.. sekarang sih syukurin aja dulu kalo udah dapet mbak baru yang baru gress..
semoga bisa cocok juga. Yang lain2 akan dipikirin sambil jalan nanti.

Dan semoga kita sebagai tuan rumah bisa lebih baik lagi dari sebelum2nya ..
amiiiiin...

Saturday, July 20, 2013

Chased by a Bull

Sometimes its hard to keep one's sanity when faced with everlasting deadlines..
well this is just my scribbles on how busy I've been in my work for the past months.
Maybe everybody's experiencing the same thing or even maybe even experiencing worse than me.

Actually, I really enjoy my work.. but some times when there's just too much to handle, my mind just can't take it..
A colleague once told me that he was always looking for opportunities to get mutations to other Dept, coz he was just fed up with the pressure  and the workload . Back then I thought.. is it really that bad? or was he just bored being in the same position for more than 5 years.
Well for the past few months, I did get a taste of the workload.. It slapped me hard in the face. Part of me sometimes kinda blames this workload for the misscarriage that happened.. Although no proof whatsoever.. I guess I just needed something to blame.

Well the boiling point was right before my so called "escape" after I had my misscarriage.
I decided to go to Bandung for a litte vacation. But before going there I had to finish all my deadlines.. and it was chaos..
Apart from still feeling kinda down from my misscarriage I had to really focus on finishing some task..
That left me making some silly mistakes on my work which I have not done before.. such as faxing a letter that have not been signed yet.. Luckily it can  mediated pretty quick..

Then the next freaky thing was that I dreamt I was working then suddenly I was chased by a Bull.. yups A Big Bad Bull... that never happened before .. LOL
eventually I was able to ride the bull in my dream.. yes supposed I have already tamed it.. haha

The dream happened after the vacation to Bandung, but right before I had to go on a business trip to Jakarta. The period between was also chaotic :(
Another thing that really makes me a bit gloomy in work was also some work related discrimination  that happened during the period, in which sometimes we are not given the same opportunity with other colleages when we know we can do it equally. We work just as hard, and just as professional, but yeah.. discrimination and unequal opportunities happen once in a while which is enough to take my mood down.

These things that sometimes gives me the boost to update my CV.. hahahaha..
But not this year I guess :)

Back to the dream...
Gosh I really hate it when I have a work related dream.. well it shows in my subconcious mind that, its the thing I was unconciously thinking before bedtime.. It gives me guilty feeling that evan in my 24 hours of daily live.. my work takes a massive portion of it :(.
I do wish I dreamt of like cooking or playing with my daughter.. which in real life lacking :(

Another senior colleage also once told me.. that when working, and faced with obstacles.. never take it to your heart.. because things like this.. Being chased by deadlines, get told off by you boss, and having work related dissapointment.. always happen once in a while.. And we need to keep our sanity..
Moreover being a woman.. being a mother we have many other things to worry about, we have other Bulls in live other that the work Bull .

Luckily the work load finally settles a bit .. coz its the fasting month, and I guess the Bull is also slowing down.
Will have Eid holiday soon, and hopefully this time I can really get a real breather from the work.
All of the workload and the recovery period after misscarriage made me less and less in the kitchen.. I dont cook everyday like I used to..
well I am just counting down the days where my nanny who can cook will stay with us.
After Eid, she will get married and I will be "cook less" .
So right now I am just enjoying the privilidge while it last.