Family 3

Family 3
Just The Four of Us
Showing posts with label masakan. Show all posts
Showing posts with label masakan. Show all posts

Monday, March 31, 2014

Pudding Strawberry ala Witono :)


 
 
Hari libur cocoknya mencoba resep baru.. atau menciptakan resep baru? Cieeeeh..
Well kebetulan kemarin baru beli satu pak strawberry dan yoghurt juga plus punya 1 sachet agar-agar swallow warna merah.. jadilah kesambet bikin kreasi pudding baru.
Browsing sana sini kok ngga nemu resep yang cocok dengan bahan yang dipunya. Akhirnya berbekal sedikit pengetahuan pudding bikin kreasi pudding sendiri aja.
 
Bahan :

1 sachet agar agar swallow warna merah
2 pak susu uht 200 ml
200 gr gula pasir
1 yoghurt elle n vire rasa strawberry
1 pak strawberry
2 kuning telur
Selai strawberry sedikit (3 or 4 sendok)
Air secukupnya
 
Cara pembuatan :

1. Blender strawberry dengan segelas air dan yoghurt dan sisihkan (seperti ngejus aja).
2. Kocok kuning telur saja dan sisihkan
3. Campur agar-agar dengan gula pasir, susu uht dan air sedikit. Ketika sudah mulai panas campurkan selai kemudian masak sampai mendidih. Ketika sudah mendidih campur dengan kuning telur dengan metode seperti yang sudah dijelaskan di pembuatan pudding alpukat.
4. Setelah sudah tercampur dengan baik matikan kompor dan campurkan dengan jus strawberry.
Note : jus strawberry dicampurkan di akhir agar kesegaran strawberry terjaga.
5. Tuang di cetakan dan dinginkan . bisa ditambah nata de coco tergantung selera anak :)
Suegeeeer di hari yang panas :)
Bon apetit

Saturday, September 21, 2013

Makan ngga harus selalu enak...

Di era digital dunia per-emak-an sekarang ini, tampaknya lagi ada trend baru, yang tampaknya hampir semua emak yang getol socmed pernah ngelakuin.
yaitu posting resep ataupun foto foto hasil masakannya..
Saya pun pernah.. Ngga sekali, dua kali.. yah beberapa kali dong :D
Untuk menetapkan eksistensi saya sebagai emak yang pinter masak .. hahahahaha..
agar gak diremehkan emak - emak lain.. wkwkwkwkw
padahal kenyataannya sih ngga seindah itu.

saya masih jauuuuh dari itu .. hehe

Jujur aja pas masih mbak lama, paling saya masak standar aja sih.. dan cuma buat Thania.. bahkan sempet ngalamin setahun pakai rantangan buat makan orang dewasa di rumah.
yah dengan alasan ngga sempet, sibuk, capek de el el.
Trus juga karena mbak lama pinter masak, sempet juga ngalamain dia yang masak semua sedangkan saya tinggal nikmatin, paling cuman sekali dua kali aja masak pas iseng :D

tapi sekarang dengan mbak baru yang fresh graduate, saya "TERPAKSA" nih masuk dapur lagi :D
emang awalnya itu keterpaksaan .. dari dunia nyantai ke dunia yang harus bangun lebih pagi untuk memasak.. kadang bukan masaknya yang susah, tapi mulai dari mikir mau masak apa aja udah susah..
MANJA yaaaa.... dan memang "everything happen for a reason" saya harus keluar lagi dari zona nyaman dan naik kelas.. naik kelas jadi emak2 sejati yang setiap pagi masak buat keluarga.. dan udah sebulan begini, saya sukses terkapar dengan flu berat.. Hahaha..
Tapi ini ngga akan bikin patah semangat..

Daaan emang ya noboby's perfect.. ada kalanya saat wiken, pengen santai, malas masak.. boleh dong.. akhirnya bikin seadanya,
trus repotnya wiken pas lagi kumat malasnya dan masak seadanya si bocah juga lagi kumat manjanya.. alhasil gak mau makan..

Trus mulai deh guilty feeling.. "what kinda mom am I?" gak masakin yg terbaik buat anak..
dan bla bla bla guilty feeling lain..

But.. akhirnya mulai bisa mikir jernih..
Heeey that's life.. Makan ngga selalu harus enak.. ada makanan tertentu yang kita ngga terlalu suka,

Waktu saya kecil juga ngga tiap hari kan makan ayam.. ada kalanya harus puas dengan apa yang ada di meja. dan justru itu membuat saya gak pernah pilih- pilih makanan saat besar.
Semua doyan, sayur doyan, sayur pakis doyan (khas balikpapan), tahu tempe doyan.. kecuali pare ngga doyan :D

Well, intinya anak pun harus belajar untuk terbiasa, bahwa apa yang ada di meja itulah yang dimakan oleh keluarga.. ada kalanya mewah, ada kalanya sederhana..
dan itu harus dimakan. titik.


Toh kondisi itu tidak tiap hari.. tentu aja saya selalu berusaha menyajikan yang terbaik, dan yang baik mungkin akan di share ke socmed :D

Tapi ada kalanya kita prioritaskan agenda lain selain masak.. dan apa yang ada, makanan apapun itu, asal sehat harus disyukuri dan dimakan.

sekian...


Monday, August 20, 2012

K.E.C.A.P.

[Kecap_kecap.jpg]



Yes... anda tidak salah. Si hitam nan kental dan manis ini ternyata sudah jadi barang yang wajib ada di meja makan keluarga kami dari generasi ke generasi. Dulu semasa tinggal di Papua, orang tuaku sering mengolah masakan berbahan dasar kecap, sebut saja: ayam kecap, mie goreng, daging sapi semur, tumis kecap sayur kangkung dan sayuran lainnya, termasuk babi kecap dan swike kecap. Dulu, saat aku dan orang tuaku masih di Papua, bila mudik ke rumah Eyang di Solo, menyantap nasi putih panas dengan kecap dan krupuk terasa maknyuszz....

Kecintaanku pada kecap ternyata melekat kuat. Saat merantau untuk kuliah di Depok, makan di Warteg tidak boleh melupakan "cairan hitam manis" ini. Sampai-sampai, makan di rumah makan Padang pun, menu-nya aku kecapi. Tentu saja hal ini jadi bahan tertawaan teman-temanku saat itu.

Istriku, Sisca, cukup happy saat tahu bahwa untuk memuaskan selera makanku tidak perlu yang aneh-aneh, cukup dengan K.E.C.A.P. Buat para suami yang hobi sambal, tentunya para istri harus pandai menyediakan berbagai varian sambal, dimana butuh keahlian nguleg, plus sakit kepala bila harga cabe naik. Sisca jadi banyak belajar menu-menu masakan berbahan kecap (tidak ketinggalan membuat Babi Kecap), dan sekarang ini kemampuan memasaknya nyaris menyamai Farah Quinn (lebay.com-red.). Di rumah kami, lebih populer istilah "cocol kecap" dari pada "cocol sambal". Saking jarangnya mengolah Sambal, asisten rumah tangga kami complain karena standar pedasnya mengalami degradasi. Itulah sebabnya kecap tidak pernah kosong dari meja makan kami.

Beberapa waktu lalu, Asisten kami memberitahukan tentang kebiasaan makan baru Putri kami, Thania (20 bulan). Kebiasaan baru ini wajib dipenuhi, dan itu adalah stimulus untuk memperlancar proses makannya. Apakah itu?? Tambahkan 1 tetes kecap manis di tiap sendok makannya!! Yup... pembaca, anda tidak salah... K.E.C.A.P...  Apapun menu makanannya, bila terlupa meneteskan kecap, maka Thania akan meminta dengan ejaannya yang belum jelas, "keca' " (sambil menunjuk ke botol kecap manis di meja makan). Bagaimana kalau makanannya sudah mengandung kecap?? Tetap saja, Thania harus diyakinkan bahwa di setiap sendoknya ada setetes kecap manis (cukup setetes, tidak lebih, tidak kurang).

Well.... sekarang anda tau dari mana menurunnya selera kecap Thania, yup dari Ayahnya... Ternyata, kecap adalah warisan bangsa ini dari generasi ke generasi.... The End... (JAW)